Sebelum Memulai Project Aplikasi

Indikator sebuah negara berkembang di tandai dengan maraknya era dikitalisasi. Sejak artikel ini dibuat, negara kita Indonesia telah di sebut sebagai negara maju karena kemajuan ekonomi yang tak lepas dari peran start up baik di bidang perdagangan dengan e-commersnya maupun media digital lainya yang digunakan sebagai media transaksi bisnis. 

Tidak sedikit masyarakat generasi muda Indonesia yang tertarik dengan dunia IT karena memang diera ini jurusan IT (Teknik Informatika) maupun SI(Sistem Informasi) adalah jurusan yang cocok untuk diminati dan dikuasai. Jurusan dibidang Teknologi informasi menjadi puluhan yang tepat bagi mereka yang tertarik di bidang teknologi mengingat perkembangan teknologi kini semakin pesat dan tak terkendali. Banyak lowongan kerja yang tersedia bagi yang memiliki pengalaman maupun yang masih fresh graduate / yang baru saja lulus kuliah. Jurusan ini sangat baik juga bagi generasi lulusan yang lebih suka solo karier, suka magar dan tidak mau terikat dengan aturan-aturan perusahaan atau organisasi tempatnya bekerja sebagai sumber penghasilan, yaitu dengan menjadi seorang freelence. Seorang freelence depeloper aplikasi misalnya. Seorang freelence depeloper aplikasi bekerja dengan bersolo karier dengan membuatkan program aplikasi yang diminta oleh perusahaan atau perorangan. Tentu hanya dengan menjadi freelence developer aplikasi memiliki penghasilan yang diatas rata-rata. Dan hal itu memang sebanding dengan tingkat kerumitan pekerjaan yang harus diselesaikan. 

Project pembuatan maupun pengembangan aplikasi tidaklah sembarang project. Project depeloment aplikasi ini bisa dikerjakan oleh tim maupun individu. Kanapa disini saya katakan tidak sembarang project? Karena project ini selain tidak mudah dan menguras pikiran dan tenaga juga akan sangat menyulitkan jika kita mengerjakanya hanya asal mengerjakan saja sebagaimana dikerjakan oleh orang yang baru pertama kali mengerjakanya. Karena belum adanya pandangan dan belum adanya pengalaman maka terkadang akan sangat menyulitkanya serta akan sangat menentukan keberhasilan project itu sendiri. 

Dalam proses pembuatan suatu aplikasi perlu direncakan secara matang. Selain memakai sebuah metode Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) juga perlu adanya perhitungan lain terkait kesepakatan dengan tim ataupun orang yang meminta kita membuatkan aplikasi dari transformasi sistem yang diinginkan oleh pelanggan kita. 

Sekedar berbagi pengalaman, didalam tim pun kita harus menetapkan ketentuan-ketentuan dengan kesepakatan yang jelas. Tujuannya adalah ketika proses development itu telah berjalan bahkan telah pada proses pengujian akan lancar sampai pada proses implementasi tanpa adanya permintaan diluar dugaan yang akan menyulitkan si programer. 

Dan kalaubisa direkam percakapan-percakapan ketika sedang pada proses analisis kebutuhan. Agar ketika dikemudian hari bisa menjadi bukti ketika ada perubahan yang tak terduga, baik sedikit maupun sangat jauh dari rancangan awal sehingga bukan saja pekerjaan kita yang hanya tinggal tahap pengujian harus kembali lagi ke tahap design aplikasi. Dan ini akan sangat mengecewakan dan merugikan programernya. 

Jadi semua harus jelas dan ada rekam jejaknya. Dan hal yang tidak kalah penting lagi adalah, perlu adanya mental dan strategi yang jelas jika ketika kita menghadapi client yang tidak kooperatif entah itu egois, tidak mau mengerti meskipun kita sudah mencoba menjelaskanya, maupun memang karena tidak bisa mengerti tetapi ngotot dengan keinginanya yang terkadang itu tidak lah penting dan hanya hal remeh yang tujuan fungsionalitasnya sudah ada dalam sistem aplikasi yang kita bangun, namun ngotot ingin sesuai dengan pikiranya sendiri. Walaupun memang diawal si client menyerahkan semua logika dan proses bisnisnya pada kita. Tapi dikemudian hari ketika program sudah siap uji dan implementasi dia ingin merubahnya dengan logika proses bisnisnya sendiri. Hal ini tentu akan sangat menohok bagi sang programer yang merasa disiksa dan dipermainkan wkwkwkw(ternyata aku lebay)